BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam sistem biologi
reaksi kimia selalu memerlukan katalis . Enzim adalah salah satu yang berfungsi sebagai biokatalisator.
Enzim merupakan senyawa protein yang
dapat mengatalisi reaksi-reaksi kimia dalam sel dan jaringan makhluk
hidup. Enzim bersifat sangan spesifik baik jenis maupun reaksi substratnya.
Ada begitu banyak jenis
enzim, masing-masing memiliki kecepatan
bekerja yang berbeda-beda. Hal yang berkaitan dengan sebebrapa cepat
enzim bekerja inilah yang disebut dengan Kinetika Enzim. Dalam makalah ini , kami
berharap semoga pembaca dapat lebih
memahami apa yang dimaksud dengan
kinetika enzim dan hubungannya dengan persamaan Michaelis-Menten.
1.1.1
Rumusan Masalah
1.1.2
Apa yang dimaksud dengan Kinetika Enzim
?
1.1.3
Apa hubungan kinetika enzim dengan
persamaan Michaelis-Menten ?
1.2 Tujuan
1.2.1
Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan kinetika enzim.
1.2.2
Untuk mengetahui apa hubungan kinetika
enzim dengan persamaan Michaelis-Menten.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kinetika Enzim
Kinetika enzim adalah studi reaksi kimia yang
dikatalisis oleh enzim. Pada
kinetika enzim, laju reaksi diukur dan dampak dari berbagai kondisi reaksi. Mempelajari
kinetika enzim dalam hal ini dapat mengungkapkan mekanisme katalitik enzim,
perannya dalam metabolisme, bagaimana aktivitasnya dikendalikan, dan bagaimana
suatu obat atau agonis dapat menghambat sebuah enzim.
Enzim adalah molekul
protein yang biasanya memanipulasi molekul lain - substrat enzim. Ini target molekul mengikat ke situs
aktif enzim dan diubah menjadi produk melalui serangkaian langkah yang dikenal
sebagai mekanisme enzimatik.Mekanisme ini dapat dibagi ke dalam mekanisme
tunggal-substrat dan multiple-substrat. Studi
kinetik pada enzim yang hanya mengikat satu substrat, seperti isomerase
triosephosphate, bertujuan untuk mengukur afinitas dengan enzim yang mengikat
ini substrat dan tingkat turnover.
Ketika enzim mengikat substrat ganda, seperti dihydrofolate reduktase (ditampilkan kanan), kinetika enzim juga dapat menunjukkan urutan di mana ini mengikat substrat dan urutan di mana produk yang di. Contoh enzim yang mengikat substrat tunggal dan melepaskan beberapa produk adalah protease, yang membelah satu protein substrat menjadi dua produk polipeptida. Lainnya bergabung dengan dua substrat bersama-sama, seperti DNA polimerase menghubungkan nukleotida pada DNA. Meskipun mekanisme ini sering serangkaian kompleks langkah, ada biasanya satu tingkat-menentukan langkah yang menentukan kinetika secara keseluruhan. Langkah tingkat-menentukan mungkin merupakan reaksi kimia atau perubahan konformasi dari enzim atau substrat, seperti mereka yang terlibat dalam pelepasan produk (s) dari enzim.
Ketika enzim mengikat substrat ganda, seperti dihydrofolate reduktase (ditampilkan kanan), kinetika enzim juga dapat menunjukkan urutan di mana ini mengikat substrat dan urutan di mana produk yang di. Contoh enzim yang mengikat substrat tunggal dan melepaskan beberapa produk adalah protease, yang membelah satu protein substrat menjadi dua produk polipeptida. Lainnya bergabung dengan dua substrat bersama-sama, seperti DNA polimerase menghubungkan nukleotida pada DNA. Meskipun mekanisme ini sering serangkaian kompleks langkah, ada biasanya satu tingkat-menentukan langkah yang menentukan kinetika secara keseluruhan. Langkah tingkat-menentukan mungkin merupakan reaksi kimia atau perubahan konformasi dari enzim atau substrat, seperti mereka yang terlibat dalam pelepasan produk (s) dari enzim.
2.2 Hubungan Antara
Kinetika Enzim dengan persamaan Michaelis-Menten
Salah satu kontribusi utama Henri pada kinetika enzim adalah memandang
reaksi enzim sebagai dua tahapan. Pada tahap pertama, subtrat terikat ke enzim
secara reversible, membentuk kompleks enzim-substrat. Kompleks ini
kadang-kadang disebut sebagai kompleks Michaelis. Enzim kemudian mengatalisasi
reaksi kimia dan melepaskan produk.
Efisiensi suatu enzim
diekspresikan oleh kcat/Km. Ia juga disebut
sebagai konstanta kespesifikan dan memasukkan tetapan kelajuan semua langkah reaksi. Karena konstanta
kespesifikan mencermikan kemampuan katalitik dan afinitas, ia dapat digunakan
untuk membandingkan enzim yang satu dengan enzim yang lain, ataupun enzim yang
sama dengan substrat yang berbeda. Konstanta kespesifikan maksimum teoritis
disebut limit difusi dan nilainya sekitar 108 sampai 109 (M-1 s-1). Pada titik ini,
setiap penumbukkan enzim dengan substratnya akan menyebabkan katalisis, dan
laju pembentukan produk tidak dibatasi oleh laju reaksi, melainkan oleh laju
difusi. Enzim dengan sifat demikian disebut secara katalitik sempurna ataupun secara
kinetika sempurna. Contoh enzim yang memiliki sifat seperti ini adalah karbonat anhidrase, asetilkolinesterase, katalase, fumarase,
β-laktamase, dan superoksida dismutase.
Kinetika
Michaelis-Menten bergantung pada hukum aksi massa, yang
diturunkan berdasarkan asumsi difusi bebas dan pertumbukan acak yang
didorong secara termodinamik. Namun, banyak proses-proses biokimia dan selular
yang menyimpang dari kondisi ideal ini, disebabkan oleh kesesakan
makromolekuler (macromolecular
crowding), perpisahan fase enzim/substrat/produk, dan pergerakan molekul
secara satu atau dua dimensi. Pada
situasi seperti ini, kinetika
Michaelis-Menten fraktal dapat diterapkan.
2.3 Inhibitor
Merupakan zat yang dapat menghambat kerja enzim. Bersifat
reversible dan irreversible. Inhibitor reversible dibedakan menjadi inhibitor
kompetitif dan nonkompetitif .
a.
Inhibitor kompetitif
Menghambat kerja enzim dengan menempati sisi aktif enzim.
Inhibitor ini besaing dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim.
Pengambatan bersifat reversibel (dapat kembali seperti semula) dan dapat
dihilangkan dengan menambah konsentrasi substrat.
Inhibitor kompetitif misalnya malonat dan oksalosuksinat,
yang bersaing dengan substrat untuk berikatan dengan enzim suksinat
dehidrogenase, yaitu enzim yang bekerja pada substrat oseli suksinat.
b.
Inhibitor nonkompetitif
Inhibitor ini biasanya berupa senyawa kimia yang tidak mirip
dengan substrat dan berikatan pada sisi selain sisi aktif enzim. Ikatan ini
menyebabkan perubahan bentuk enzim sehingga sisi aktif enzim tidak sesuai lagi
dengan substratnya. Contohnya antibiotik penisilin menghambat kerja enzim
penyusun dinding sel bakteri. Inhibitor ini bersifat reversible tetapi tidak
dapat dihilangkan dengan menambahkan konsentrasi substrat.
c.
Inhibitor irreversible
Inhibitor ini berikatan dengan sisi aktif enzim secara kuat
sehingga tidak dapat terlepas. Enzim menjadi tidak aktif dan tidak dapat
kembali seperti semula (irreversible). Contohnya, diisopropilfluorofosfat yang
menghambat kerja asetilkolin-esterase.
d. Inhibisi campuran
Inhibisis jenis ini mirip dengan inhibisi non-kompetitif, kecuali
kompleks EIS memiliki aktivitas enzimatik residual.
Pada banyak organisme, inhibitor dapat merupakan bagian dari
mekanisme umpan balik. Jika enzim memproduksi terlalu
banyak produk, produk tersebut dapat berperan sebagai inhibitor bagi enzim
tersebut. Hal ini akan menyebabkan produksi produk melambat atau berhenti.
Bentuk umpan balik ini adalah umpan balik negatif. Enzim memiliki bentuk
regulasi seperti ini sering kali multimerik dan mempunyai tapak ikat alosterik.
Kurva substrat/kelajuan enzim ini tidak berbentuk hiperbola melainkan berbentuk
S.
Inhibitor ireversibel bereaksi dengan enzim dan membentuk
aduk dengan protein. Inaktivasi ini bersifat ireversible. Inhibitor seperti ini
contohnya efloritina,
obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh protozoa African trypanosomiasis. Penisilin dan Aspirin juga bekerja dengan cara yang sama.
Senyawa obat ini terikat pada tapak aktif, dan enzim kemudian mengubah
inhibitor menjadi bentuk aktif yang bereaksi secara ireversibel dengan satu
atau lebih residu asam amino.
e. Kegunaan inhibitor
Oleh karena inhibitor menghambat fungsi enzim, inhibitor
sering digunakan sebagai obat. Contohnya adalah inhibitor yang digunakan
sebagai obat aspirin.
Aspirin menginhibisi enzim COX-1 dan COX-2 yang memproduksi pembawa pesan
peradangan prostaglandin,
sehingga ia dapat menekan peradangan dan rasa sakit. Namun, banyak pula
inhibitor enzim lainnya yang beracun. Sebagai contohnya, sianida yang merupakan inhibitor enzim
ireversibel, akan bergabung dengan tembaga dan besi pada tapak aktif enzim sitokrom c oksidase dan memblok pernapasan sel.
BAB
III
KESIMPULAN
Kinetika enzim adalah studi reaksi kimia yang
dikatalisis oleh enzim. Pada
kinetika enzim, laju reaksi diukur dan dampak dari berbagai kondisi reaksi.
Mempelajari kinetika enzim dalam hal ini dapat mengungkapkan mekanisme
katalitik enzim, perannya dalam metabolisme, bagaimana aktivitasnya
dikendalikan, dan bagaimana suatu obat atau agonis dapat menghambat sebuah
enzim.
Enzim adalah molekul
protein yang biasanya memanipulasi molekul lain - substrat enzim. Ini target molekul mengikat ke situs
aktif enzim dan diubah menjadi produk melalui serangkaian langkah yang dikenal
sebagai mekanisme enzimatik.Mekanisme ini dapat dibagi ke dalam mekanisme
tunggal-substrat dan multiple-substrat.
Enzim
dapat mengkatalisasi reaksi dengan kelajuan mencapai jutaan reaksi per detik.
Sebagai contoh, tanpa keberadaan enzim, reaksi yang dikatalisasi oleh enzim orotidina 5'-fosfat
dekarboksilase akan
memerlukan waktu 78 juta tahun untuk mengubah 50% substrat menjadi produk.
Namun, apabila enzim tersebut ditambahkan, proses ini hanya memerlukan waktu 25
milidetik. Laju reaksi bergantung pada kondisi larutan dan konsentrasi
substrat.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2011. “enzim”.http://www.scribd.com/doc/73819805/enzim. Diakses pada
tanggal 1 April 2012
Anonim.
2011. “parameter-michaelis-menten”.
http://artikelteknikkimia.blogspot.com/2011/12/parameter-michaelis-menten.html. diakses pada tanggal 1
April 2012
Poedjiadi,
A., F.M. T. Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.
Stryer,
L. 2000. Biokimia. Vol 2. Edisi
4. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Winarno,
F,G. 1989. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.
Tama,Northma.
2011. “kinetika enzim”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar